Strategi Bisnis 2012
Mengapa? Banyak sebab! Modal minim, kurang
pengalaman, keuangan yang payah, kesalahan manajemen, sedikit relasi, sampai
terimbas resesi. Pendek kata, bisnis "balita" (usia di bawah lima tahun) memang rawan.
Perlu pengelolaan ekstra ketat tapi dinamis, cerdas, plus kreatif. Jika Anda
sedang merintis bisnis skala kecil, barangkali 14 strategi berikut ini bisa
memberi inspirasi.
1. Rencana Bisnis
Ada guyonan, jika mau berwiraswasta jangan terlalu banyak membuat
rencana. Bisa-bisa Anda hanya berhasil membuat rencana, tapi tak pernah berani
menjalankannya. Ada
benarnya juga. Tapi bisnis sekecil apapun perlu rencana. Jalankan saja sebuah
bisnis, lalu sambil berjalan lakukan perencanaan-perencanaan matang. Jadikan
rencana bisnis sebagai arahan, bukan sebagai penghalang.
2. Amankan Modal
Bisnis skala kecil biasanya modal sendiri dan itu pun terbatas
jumlahnya. Bisa juga Anda didukung investor atau modal pinjaman. Jika demikian,
hati-hatilah mengelolanya. Hindari perluasan biaya operasional di luar rencana
bisnis semula. Cara terbaik mengamankan modal adalah dengan melakukan
pengecekan posisi keuangan setiap hari. Amankan setiap pengeluaran, seolah-olah
hidup Anda benar-benar tergantung dari cadangan modal tadi.
3. Potong Biaya
Penghematan adalah kata kunci pengamanan modal. Hindari semua biaya-biaya yang
tidak perlu. Hindari tambahan biaya operasional. Upayakan selalu dapat harga
diskon dari supplier. Jika beli tunai mahal, beli secara kredit atau menyewa
bisa jadi pilihan. Sesuaikan pilihan teknologi dengan kebutuhan. Jika hanya butuh
komputer untuk mengetik dan software program keuangan sederhana, jangan
terobsesi pada komputer super canggih yang mahal harganya.
4. Laba Tunai
Direkomendasikan supaya Anda benar-benar punya laba tunai, bukan sekedar
laba dalam pembukuan. Banyaknya piutang tidak mengindikasikan usaha Anda
menguntungkan. Jadi jangan terjebak pada laba di atas kertas. Artinya, makin
banyak transaksi tunai (cash and carry) makin bagus pula cashflow Anda. Salah
satu sumber kebangkrutan bisnis balita adalah kegagalan mereka mencairkan laba
di atas kertas menjadi laba tunai.
5. Kepuasan Pelanggan
Kelangsungan bisnis Anda ditentukan oleh kepuasan pelanggan. Maka jangan
beri konsumen produk dan pelayanan bermutu rendah. Beri jaminan kepuasan
pelanggan! Bila memungkinkan, galakkan after sales service (layanan purna
jual). Jadikan hal ini sebagai kredo bisnis Anda. Setelah itu, konsistenlah
memenuhi janji Anda. Jika produk cacat, gantilah! Jika ada komplain, tampunglah
dan adakan perbaikan.
6. Pelanggan Produktif
Meskipun kepuasan pelanggan jadi komitmen utama, fokuslah pada pelanggan
yang paling banyak memberikan laba. Kepada merekalah kredo kepuasan pelanggan
diberlakukan secara ketat. Ini demi efisiensi biaya pelayanan. Dari 100
pelanggan, mungkin hanya 20 persen yang memberikan laba terbanyak. Walau begitu
perlakukan 80 persen sisanya dengan sangat bijaksana. Di antara mereka selalu
terbuka kemungkinan bisa memberi lebih banyak laba.
7. Tuailah Referal
Dampak nyata kepuasan pelanggan adalah rekomendasi pada bisnis Anda. Setiap
orang paling apes punya 50 teman dekat, relasi, atau, koneksi. Jika punya 10
pelanggan saja yang puas, maka asal hitung saja Anda punya 500 prospek baru.
Kalau pelanggan puas, tak perlu ragu meminta rekomendasi mereka. Banyak referal
(rujukan) bisa Anda dapat. Untuk bisnis tertentu (misalnya jasa konsultasi),
surat-surat kepuasan pelanggan bisa jadi magnet bisnis yang efektif.
8. Iklan dan Promosi
Supaya publik tahu jasa dan produk Anda, beriklanlah. Untuk menekan
anggaran, gunakan iklan baris atau iklan kolom yang murah. Pasang iklan dalam
waktu yang cukup, dan anggap ini sebagai investasi. Tidak selamanya iklan dan
promosi mahal. Brosur, katalog, kartu nama, stiker, adalah instrumen baku. Anda pun bisa ambil
bagian dalam sponsorisasi aneka kegiatan olah raga atau amal untuk meningkatkan
brand awareness.
9. Manfaatkan Koneksi
Koneksi dan relasi bisnis adalah mutlak. Kenalilah orang-orang di posisi kunci
seperti bagian pembelian atau marketing. Manfaatkan semua lini di mana Anda
terlibat, seperti lingkungan sekolah, kampus, sekitar rumah, lingkungan kerja,
organisasi sosial-politik, klub-klub hobi, dll. Bukan saja berpotensi jadi
customer, koneksi dan relasi bisa memberi Anda tambahan modal, proyek,
referensi, koneksi baru, dsb.
10. Ikutlah Ekspo Bisnis
Ikutlah berbagai pameran untuk berpromosi. Di sini segala keunggulan dan
keunikan produk bisa dilihat banyak orang. Inilah kesempatan untuk memperluas
networking bisnis, bertemu pelanggan potensial, dan memperoleh feedback
langsung dari konsumen. Jika beruntung, Anda bisa menarik minat investor besar.
Dengan penataan stan yang menawan, serta keramahan, Anda bakal menarik minat
banyak pengunjung.
11. Jadilah PR
Yang paling diabaikan oleh usaha rumahan adalah soal public relations.
Sekecil apapun bisnis Anda, jangan abaikan hal ini. Kerpibadian yang hangat dan
menawan bisa jadi humas yang baik. Itu pun bisa mendongkrak citra produk
(bisnis) Anda. Bila ada kesempatan, jalin hubungan sedekat-dekatnya dengan para
jurnalis media cetak, televisi, maupun radio. Dari merekalah Anda dapat
publikasi rendah biaya.
12. Bentuklah Sistem
Bisnis rumahan menjadikan Anda bos bagi diri Anda sendiri. Maka sukses tidaknya
bisnis itu sangat tergantung pada upaya Anda sendiri. Anda pun akan jadi sebuah
sistem. Namun jangan terus-menerus one-man show. Anda harus mulai membentuk
sistem yang memungkinkan usaha itu bisa berjalan walau tanpa kehadiran fisik
Anda. Ini penting jika suatu saat bisnis berkembang volumenya, dan membutuhkan
lebih banyak sumber daya.
13. Volume Bisnis
Banyak bisnis rumahan mendadak dapat order berlipat ganda. Sayang jika tidak
siap, order akan lewat begitu saja. Jika produk dan servis Anda nomor satu,
siapkan sistem dan SDM yang bisa menampung pertambahan volume bisnis secara
cepat. Di sinilah Anda perlu memaksimalkan networking bisnis untuk berbagi
order tanpa kehilangan keuntungan.
14. Fleksibel
Anda bisa saja yakin dengan prospek sebuah bisnis dan cara-cara yang
sekarang Anda pakai untuk menjalankannya. Namun jangan lupa, bersiaplah untuk
melakukan banyak modifikasi rencana dan inovasi strategi. Tinggalkan cara-cara
yang sudah terbukti tidak memberikan hasil, dan jangan memaksakan keyakinan
Anda sendiri. Bisa mengevaluasi kinerja bisnis, peka dengan perubahan tren,
pandai menangkap peluang, serta berani ambil risiko, adalah karakter para
entrepreneur umumnya. (ed)
*) Sumber: Majalah BERwirausaha.
No comments:
Post a Comment